ANALISIS KEBAHASAAN TEKS CERITA (NOVEL) SEJARAH

             Tahukah anda, bahwa teks cerita sejarah harus memiliki fakta yang mendukung, cerita sejarah tidak menggunakan opini saja, namun fakta yang kuat sangat penting? Teks sejarah mengisahkan sebuah peristiwa manusia yang bersumber dari realisasi diri, kebebasan dan keputusan daya rohani yang menceritakan kisah masa lampau, studi tentang sebab dan akibat dalam bentuk teks cerita sejarah.



1.     Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (Novel) Sejarah

Anda dapat menganalisis kebahasaan teks cerita (Novel) sejarah berdasarkan unsur kebahasaan dalam novel sejarah. Berikut adalah unsur-unsur kebahasaan dalam novel sejarah.

 

a.     Menggunakan kalimat bermakna lampau

Kalimat bermakna lampau ditandai oleh fungsi-fungsi keterangan yang bermakna kelampauan, seperti Ketika itu, beberapa tahun yang lalu, telah terjadi.

 

b.     Menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal)

Konjungsi temporal adalah kata penghubung yang menyatakan urutan Tindakan atau waktu yang biasanya ada dalam teks cerita sejarah. Konjungsi temporal terdiri atas dua bagian, yaitu konjungsi temporal sederajat dan konjungsi temporal tidak sederajat.

 

c.      Menggunakan kata kerja material

Kata kerja material, merupakan kata yang berfungsi untuk menunjukan suatu Tindakan, aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan.

 

d.     Menggunakan kalimat tidak langsung

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan ucapan atau ujaran orang lain.

 

e.      Menggunakan kata kerja mental

Kata kerja mental merupakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh

 

f.      Menggunakan dialog

Dialog biasanya ditulis dengan tanda petik ganda (“…”) dan kata kerja yang menunjukan tuturan langsung.

 

g.     Menggunakan kata sifat

Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sifat atau keadaan suatu hal baik itu makhluk hidup, benda mati, tempat, waktu, dan lainnya.

 

Untuk lebih jelasnya mengenai analisis kebahasaan teks sejarah, bacalah hasil analisis kebahasaan dari teks cerita sejarah Huruf Braille berikut.

 

Aspek kebahasaan

Isi dalam teks sejarah huruf Braille

Pronominal

Pronominal -nya banyak ditemukan untuk menggantikan kata Braille, contohnya pada kata ayahnya, matanya, usahanya, dideritanya.

Frasa adverbial

Tetap gigih

Verba material

Menggunakan, menulis, menyebarkan

Konjungsi temporal

Awalnya, akhirnya

 

2.     Menjelaskan Makna Kias yang Terdapat dalam Teks Cerita (Novel) Sejarah

Penulis novel sejarah menggunakan kata atau frasa yang bermakna kias untuk membangkitkan imajinasi pembaca saat membacanya dan untuk memperindah crita. Perhatikan contoh kutipan berikut.

 

a.      Di antara para ibu ratu yang terpukul hatinya, hanya ibu ratu Rajapatni Biksuni Gayatri yang bisa berpikir sangat tenang.

Terpukul hatinya = sangat sedih

 

b.     Mampukan Cakradara menjadi tulang punggung mendampingi istrinya menyelenggarakan pemerintah?

Tulang punggung = sandaran, sumber kekuatan.

 

c.      Di sebelahnya, Gajah Mada membeku.

Membeku = diam saja

 


Berikut ini saya akan sajikan contoh teks sejarah yang mungkin bisa kalian jadikan bahan analisis kebahasaan teks cerita sejarah.

 

INSIDEN PEROBEKAN BENDERA

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Kemerdekaan harus dicapai sedikit demi sedikit melalui perjuangan rakyat yang rela mengorbankan segalanya. Setelah Jepang kalah, tantara Inggris dating untuk melucuti tantara Jepang. Mereka berkomplot dengan Belanda (tantara NICA) dan memperalat Jepang untuk menjajah Kembali Indonesia.

Berita pembacaan teks proklamasi kemerdekaan dari Jakarta diteria di Bandung melalui Kantor Berita DOMEI pada hari jumat pagi, 17 Agustus 1945. Esoknya, 18 Agustus 1945, cetakan teks tersebut telah tersebar. Dictak dengan tinta merah oleh percetakan Siliwangi. Di Gedung DENIS, jalan Braga (sekarang Gedung Bank Jabar), terjadi insiden perobekan warna biru bendera Belanda, sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi bendera Indonesia. Perobekan dengan bayonet tersebut dilakukan oleh seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono.

Tanggal 27 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), disusul oleh terbentuknya Laskar Wanita Indonesia (LASWI) pada tanggal 12 Oktober 1945. Jumlah anggotanya 300 orang, terdiri dari bagian pasukan tempur, Palang Merah, penyelidikan dan Perbekalan.

Peristiwa yang memperburuk keadaan terjadi, pada 25 November 1945. Selain menghadapi serangan musuh, rakyat menghadapi banjir besar meluapnya Sungai Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk menyerang rakyat yang tengah menghadapi musibah.

Berbagai tekanan dan serangan terus dilakukan oleh pihak Inggris dan Belanda. Pada 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang Inggris mengebom daerah Lengkong Besar. Pada 21 Desember 1945, pihak Inggris menjatuhkan Bom dan rentetan tembakan membabi buta di Cicadas. Korban makin banyak berjatuhan. Sumber : artikel materikelas

Sumber : Lembar Kerja Siswa Referensi Bahan Ajar Bahasa Indonesia Untuk SMA/MA/SMK/MAK Semester 1. Penulis Irma Agustinalia.

Demikian materi tentang analisis kebahasaan teks cerita (novel) sejarah. Mudah-mudahan kalian dapat mengerti apa yang dijelaskan di dalam materi ini. Jika ada pertanyaan, silakan tulis dikolom komentar.

0 Response to "ANALISIS KEBAHASAAN TEKS CERITA (NOVEL) SEJARAH"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel