MENAFSIR PANDANGAN PENGARANG TERHADAP KEHIDUPAN DAN MENGANALISIS ISI DAN KEBAHASAAN NOVEL
LKS BAHASA INDONESIA SMK KELAS XII
Menafsirkan Pandangan Pengarang
Terhadap Kehidupan dan Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel.
Tahukah anda mengenal novel?
Mungkin Sebagian dari anda pernah membaca novel namun belum memahami apa itu
sejatinya novel secara mendalam. Novel merupakan suatu bentuk karya sastra yang
berbentuk prosa yang memiliki unsur intrinsic dan ekstrinsik. Bentuk sastra
yang satu ini paling beredar dan dicetak karena daya komunitasnya yang sangat
luas di dalam masyarakat. Dalam novel terdapat nilai-nilai budaya, sosial, Pendidikan,
dan moral. Singkat kata, segala dan terjadi atau ada dalam kehidupan terefleksi
dalam sebuah novel. Pada zaman ini banyak sekali penulis yang melahirkan karya
sastra dalam bentuk novel dengan berbagai genre dari ciri khas masing-masing. Anda
sudah pasti tidak asing dengan beberapa penulis novel seperti Andrea hirata,
Dewi Lestari, Ayu Utami, Aan Mansyur, Okky Madasari, Tere Liye dan beberapa
nama lainnya. Guna memahami segala aspek yang terdapat dalam novel maka
simaklah penjabaran materi pada pembelajaran berikut ini dengan cermat!
MENIKMATI NOVEL : Menafsir Pandangan Pengarang Terhadap Kehidupan dan Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel
Pada kesempatan ini penulis mencoba menghubungkan materi ini dengan pembelajaran di tingkat SMK/MK/SMA/MA Bahasa Indonesia kelas XII Semester Genap.
A. Menafsir Pandangan Pengarang Terhadap Kehidupan
Dalam setiap novel menceritakan kehidupan yang ada kaitannya dengan latar sosial budaya pengarangnya. Salah satu novel yang akan dicontohkan adalah trilogi "Ronggeng Dukuh Paruk" Karya Ahmad TOhari. Dalam Novel tersebut kalian akan menemukan nilai-nilai sosial budaya yang dialami oleh pengarang.
Menafsir pandangan pengarang dalam novel adalah menafsir apa saja yang terkandung dalam novel, termasuk di dalamnya menafsir tentang pengarang, kalimat konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan yang ada dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh penulis.
Berikut Langkah-langkah menafsir pandangan pengarang:
2. menentukan nilai-nilai kehidupan seperti sosial budaya
3. menafsirkan pandangan pengarang terhadap nilai-nilai sosial budaya
contoh:
Ahmad Tohari memberikan gambaran rinci tentang perihal lingkungan Dukuh Paruk yang gersang dan tertinggal. Gambaran kemiskinan dijabarkan dalam bahasa yang lugas dengan diksi yang pas, tanpa metafora yang berlebihan, teks-teks pada novel tidak kehilangan keindahannya. Tradisi-tradisi yang dihadirkan dalam novel masih dalam tata cara pembaca akan menerimanya sebagai tatanan masyarakat yang mapan dan wajar.
1. Menafsir Maksud Pengarang Terhadap Kehidupan dalam Novel
Pengertian menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel dapat didefinisikan sebagai upaya menangkap maksud, mengartikan, dan menjelaskan konsep yang dimiliki pengarang dalam menanggapi dan menerangkan masalah-masalah kehidupan yang terdapat dalam novel.
Berikut Langkah-langkah menangkap maksud pengarang terhadap kehidupan dalam novel :
2. Tentukan latar sosial budaya pada novel yang kalian baca
Contoh pandangan sosial budaya novel "Ronggeng Dukuh Paruk" karya Ahmad Tohari :
Berkaitan dengan nilai sosial budaya dalam novel budaya desa dalam tata susila desa yang tertinggal dengan bahasa yang cabul memiliki tradisi yang cukup absurd. Kehadiran tokoh Srintil sebagai ronggeng membuat pedukuhan semakin marak, orang-orang semakin menikmati hidup dengan adanya Srintil yang sangat di dewakan. oleh warga namun membuat jiwanya sebagai perempuan terkungkung oleh tradisi. Tradisi adalah kultur yang sulit dan hidup berdampingan dengan masyarakat, namun disisi lain yang seolah menjadi momok yang bisa menghancurkan diri sendiri (dilihat dari ending cerita). Jika membaca sampai akhir, tentu yang disalahkan adalah budaya yang ada pada desa tersebut tentunya membuat para ronggeng tidak bisa mendapatkan esensi diri karena akan selalu terkait oleh kultur.
2. Menerangkan Maksud Pengarang Terhadap Kehidupan Novel
Dalam menerangkan maksud pengarang terhadap novel, kalian bisa membuat pertanyaan-pertanyaan agar memudahkan dalam menguraikan latar sosial budaya novel.
berikut yang harus kalian lakukan dan fahami ketika ingin menguraikan latar sosial budaya novel.
2. jawab pertanyaan-pertanyaan yang telah kalian buat
Contoh: Menerangkan Maksud Pengarang Terhadap Kehidupan dalam Novel "Ronggeng Dukuh Paruk" Karya Ahmad Tohari.
Pertanyaan :
2. Berlatar tempat di manakah kehidupan dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk?
Jawaban :
2. Novel yang berlatar tempat di Dukur Paruk. Dukuh Paruk merupakan sebuah kampung daerah yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Dawuhan. Sedangkan latar waktunya adalah sekitar tahun 1965 an.
B. Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel
Novel merupakan karya prosa fiksi yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel memiliki dua unsur yang membangun berjalan ceritanya, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari dalam karya itu sendiri. Pada novel unsur interinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut ulasan unsur-unsur intrinsik novel.
a. Tema
Staton menjelaskan bahwa tema dapat juga disebut ide atau tujuan utama. Berdasarkan dasar cerita atau ide utama, pengarang akan mengembangkan cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan terdapat satu tema pokok dan sub-tema. Pembaca harus mampu menentukan tema pokok dari suatu novel. Tema Pokok adalah tema yang dapat memenuhi atau mencakup isi dari keseluruhan cerita. Tema pokok yang merupakan makna keseluruhan cerita tidak tersembunyi, namun terhalangi dengan cerita-cerita yang mendukung tema tersebut. Maka pembaca harus dapat mengidetifikasi dari setiap cerita dan mampu memisahkan antara tema pokok dan sub-tema atau tema tambahan.
Sedangkan tema menurut Nurgiyantoro (2009:77) dapat digolongkan menjadi 2, tema tradisional dan nontradisional. Tema tradisional adalah tema yang biasa atau sudah diketahui secara umum oleh masyarakat. Tema ini banyak digunakan dalam berbagai cerita seperti, kebenaran dan keadilan mengalahkan kejahatan, kawan sejati adalah kawan dimasa dulu, atau setelah menderita orang baru mengingat tuhan. Tema tradisional bersifat universal dan novel-novel serius sering menggunakan tema tradisional dalam menyajikan kisah-kisahnya. Tema nontradisional adalah lawan dari tema tradisional yang artinya tema tidak sesuai dengan harapan pembaca atau melawan arus. Pada dasarnya pembaca menggemari hal-hal yang baik, jujur, kesatria, atau sosok protagonis harus selalu menang, namun pada tema nontradisional tidak seperti itu.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalh individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Tokoh memiliki sikap dan peran dalam membentuk cerita.
1) Tokoh
Tokoh rekaan dalam sebuah fiksi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan tersebut di dasarkan pada sudut pandang dan tinjauan seperti, tokoh utama, tokoh protagonis, tokoh berkembang, dan tokoh tipikal.
2) Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
Tokoh Utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel. Tokoh yang paling banyak diceritakan, sering hadir dalam setiap kejadian, dan berhubungan erat dengan tokoh-tokoh lain. Tokoh utama kemungkinan ada lebih dari satu dalam sebuah novel. Kadar keutamaanya ditentukan dengan dominasi penceritaan dan perkembangan plot secara utuh. Pemunculannya dalam cerita dan kehadirannya hanya ada permasalahan yang terkait tokoh utama (Nurgiyantoro, 2009: 177)
3) Tokoh Protagonis dan Antagonis
Berdasarkan fungsi penampilannya dalam cerita tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh protagonis dan antagonis. Altenberd dan Lewis (via Nurgiyantoro, 2009: 178) mengemukakan bahwa tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi dan sering dijadikan pahlawan yang taat dengan norma-norma, nilai-nilai yang sesuai dengan konvensi masyarakat, atau tokoh yang baik.
Berbeda dengan protagonis, tokoh Antagonis merupakan tokoh yang menjadi lawan dari tokoh protagonis. Tokoh antagonis tidak banyak digemari karena banyak menganut nilai-nilai penyimpangan. atau tokoh yang kurang baik.
4) Tokoh sederhana
Tokoh sederhana adlah tokoh yang hanya memiliki satu perwatakan tertentu, keperibadian yang tunggal dan tidak memungkinkan terjadi perubahan pandangan tentang sifat yang telah dianutnya. Tokoh sederhana mudah diidentifikasi oleh pembaca karena kedataran sifat dari tokoh tertentu ketika menghadapi permasalahan (Nurgiyantoro, 2009: 182)
5) Tokoh Statis dan Tokoh Berkembang
Berdasarkan berkembang atau tidaknya perwatakan pada tokoh-tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan menjadi tokoh statis dan tokoh berkembang. Tokoh statis adlah tokoh yang tidak mengalami perubahan watak walaupun menghadapi permasalahan-permasalahan dalam cerita (Altenberd dan Lewis, 1966: 58 via Nurgiyantoro, 2009: 188) Tokoh berkembang adalah tokoh yang memiliki perkembangan watak sesuai dengan peristiwa dan alur cerita yang mempengaruhi tokoh tersebut (Nurgiyantoto, 2009:188)
6) Tokoh tipikal dan Tokoh netral
Berdasarkan pencerminan tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan menjadi dua yaitu tokoh tipikal dan tokoh netral. Tokoh Tipikal dalah tokoh yang dicerminkan melalui status sosialnya melalui profesi, kebangsaan, dan sesuatu yang terkait dengan lembaga atau yang menggambarkan eksistensinya (Altenberd dan Lewis, 1966:60 via Nurgiyantoro, 2009: 190). Tokoh Netral adalah tokoh yang hadir dalam cerita tanpa ada unsur keterkaitan status yang ada pada seseorang di dunia nyata. Kehadirannya berupa pelaku murni imajinasi pengarang dan yang mempunyai cerita dalam novel (Nurgiyantoro 2009: 191).
C. Plot/Alur
Plot merupakan hubungan antar peristiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan peristiwa secara konologis, juga berpendapat bahwa plot adalah cerita yang


0 Response to "MENAFSIR PANDANGAN PENGARANG TERHADAP KEHIDUPAN DAN MENGANALISIS ISI DAN KEBAHASAAN NOVEL"
Post a Comment